Awal Menulis Blog; Awal Jadi Jurnalis

Senin, 11 April 2011

Hari ini adalah hari dimana aku memulai karirku di dunia jurnalistik dan bersamaan dengan itu aku juga berniat untuk memulai menulis diblog ini. Entah itu terjadi secara kebetulan atau memang aku yang sengaja membuatnya menjadi bersamaan. Menarik mungkin jika aku ditanya kenapa harus mengawali tulisan blog ini dengan judul "awal menulis blog; awal jadi jurnalis"?

kenapa aku harus menulis diblog?
Mungkin yang pertama karena "paksaan" dari seorang sahabatku yang memintaku untuk membuat blog dan yang kedua, karena memang aku sangat tertarik pada dunia menulis. Aku pernah mendengar sebuah kutipan yang berbunyi "Verba Volant Scripta Manent" yang kurang lebih artinya adalah "Yang terucap akan berlalu bersama angin, yang tertulis akan tetap mengabdi". Berdasarkan kutipan tersebut aku simpulkan bahwa tulisan tulisan memiliki arti yang sangat penting bagi indiividu, tidak hanya akan membuat dia bisa mencurahkan intelektualnya, curahan hati, gagasan-gagasan, dan kritisismenya, individu tersebut juga akan tetap abadi namanya walaupun telah tiada sekalipun.

Yah, itulah salah satu alasanku ingin menjadi penulis, lalu kenapa aku mengawali karirku dengan menjadi seorang jurnalis?

Sesungguhnya tak pernah terpikir sedikitpun olehku untuk menjadi seorang Jurnalis, setidaknya itu sebelum aku menjadi seorang mahasiswa. Kehidupanku sebagai seorang mahasiswa hampir setiap hari kulalui dengan kegiatan diskusi dengan kawan-kawan sejawatku, entah itu diskusi tentang mata kuliah atau pun tentang situasi nasional ataupun Internasional. Diskusi inilah yang me-mindset pikiranku tentang arti mahasiswa yang sesungguhnya yang terefleksikan dalam tridharma perguruan tinggi: belajar, meneliti, dan mengabdi.

Khusus untuk poin "mengabdi" adalah pembeda yang sangat jelas antara mahasiswa dan siswa dalam peranannya. Lalu bagaimana cara untuk mengabdi itu dan apa hubungannya dengan menjadi seorang jurnalis?

Mengabdi merupakan suatu kata yang sering kita dengar, kita ucapkan, kita baca, dan kita tulis, tapi sangat sulit untuk melakukannya. Terkadang aku terkurung pada diskursus mengenai apa pentingnya mengabdi, kenapa harus mengabdi, untuk siapa kita mengabdi. Yang diperlukan mahasiswa dalam mengabdi sebenarnya hanya satu yaitu bebas nilai.

Bebas nilai disini dapat kita artikan bahwa dalam melakukan aksi, mahasiswa tidak boleh memiliki kepentingan lain kecuali kepentingan rakyat. Sering aku menjumpai kawan mahasiswa yang menjadikan aksi sebagai proyek. yah, mereka menjadikan aksi sebagai tempat mereka mencari "nafkah" yang secara otomatis memudarkan jargon agent of change yang melekat di alamamater mahasiswa. Keberpihakan pada sang "Chairman" membuat mahasiswa menjadikan nama rakyat,agama, dan kampus sebagai alat untuk mendapatkan uang dari "majikan yang memberinya proyek".

Miris memang menyaksikan fenomena seperti ini dan aku bukanlah seorang penjilat seperti mereka kebanyakan. Jurnalis memang tidak selalu bebas nilai, terkadang juga ada jurnalis yang dibayar untuk membenarkan kasus tertentu, tapi kenapa kemudian aku memilih untuk berkarir sebagai jurnalis. kurasa aku memiliki jawaban yang sangat simpel untuk pertanyaan ini, yaitu dengan menjadi jurnalis at least aku bisa mengabdikan tulisanku ini untuk masyarakat, dan aku juga tetap bisa menjadi mahasiswa yang kritis, idealis, dan bisa menjadi pelopor bagi yang lain.

0 komentar: