Terkadang waktu membuat kita terdesak oleh pilihan yang menentukan masa depan kita. Seorang sahabatku pernah mengatakan "jangan pernah berpikir tentang masa lalu karena hidup kamu akan dipenuhi penyesalan dan ingat jangan juga memikirkan masa depan karena kamu akan takut," quotation ini adalah obat penenangku saat aku gagal paling tidak hingga aku menulis tulisan ini.
Tapi, ternyata, kita memang harus berpikir masa lalu dan masa depan kawan. bukan dalam artian untuk disesali dan untuk ditakuti, tapi sebagai bahan pembelajaran untuk meraih masa depan. Pilihan saat ini bahkan didetik ini sangat menentukan masa depan kita. Pertanyaanku adalah apakah ada pilihan salah dalam hidup ini?. bukankah apapun yang kita pilih adalah benar, setidaknya untuk kita sendiri. Ahh, entah ini paragraf pengantar atau bukan yang jelas aku mengalami konflik dalam diriku sendiri saat ini dan untuk satu minggu kedepan untuk menentukan jalan hidupku.
Begini, aku adalah mahasiswa HI semester 8. Di semester ini seharusnya aku sudah disibukkan dengan skripsi bukan lagi mengulang mata kuliah semester bawah. Ya, tapi mungkin karena kenakalanku di semester awal yang memang tidak serius kuliah harus membuatku berhutang pada hidup ini. Yah, aku akan mengejar wisuda agar tidak lebih dari 10 semester. Tapi apakah ini akan terealisasi, pastinya akan dan harus.
Permasalahannya adalah aku sedang dipromosikan oleh para sahabatku untuk mencalonkan diri menjadi ketua umum DPP Partai Progressive. Partai Progressive adalah partai terkecil di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang secara tidak langsung merupakan titisan IMM Cabang Ciputat dalam berpoltik di kampus. Partai ini memiliki masa yang paling sedikit dari lima partai yang ada di kampus dan selalu menempati posisi jurukunci dalam pemilihan umum raya (pemira). Bahkan tak jarang orang menyebut partai ini sebagai partai penghibur, karena tidak memiliki ideologi politik yang jelas.
Sahabatku yang juga merupakan ketua umum IMM Cabang Ciputat memintaku untuk menggawangi partai kecil itu. Dia merasa bahwa aku mampu untuk menjadi ketua partai, tapi niat baik kawanku ini harus kupikirkan matang-matang. Jika aku mencalonkan diri menjadi Ketua partai dan ternyata aku terpilih, berarti akan menambah lama kuliahku, tapi jika tidak aku mencalonkan diri, sungguh aku sangat tidak enak hati dengan sahabatku ini. Kenapa tidak enak hati? Karena dulu aku juga memaksa dia untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Cabang dan alhasil dia terpilih.
Kegundahan hati ini harus segera aku selesaikan, entah itu apa hasilnya yang jelas tidak mengganggu karirku dan tetap menjaga harmonisme persahabatanku dengan yang lain. Mungkin aku akan bertanya dengan sahabat-sahabatku yang lain, psikolog, orangf yang kuanggap mengerti diriku, atau bahkan aku masih bisa untuk menyelesaikannya sendiri. Apapun keputusannya nanti, doakanlah yang terbaik agar selalu menyertaiku. karena hidup tidak hanya ditentukan oleh satu pilihan saja...............
0 komentar:
Posting Komentar