Hari itu kuawali dengan bangun kesiangan dan memang itu yang terjadi setiap hari, entah kenapa tapi yang jelas kita tidak akan membahas masalah bangun ku yang selalu siang itu. aku akan bercerita mengenai hari yang terbilang menjengkelkan ini. Kenapa kusebut hari menjengkelkan? Begini ceritanya, siang itu selapas aku bangun aku menyegerakan diri untuk persiapanku menuju kampus. Kutancap gas motorku dengan sangat kencang, aku bagaikan Rossi yang meliuk-liuk diantara kemacetan. Walhasil sampailah aku dikampus dengan debu yang menempel diwajah, tenggorokan yang mulai kering akibat panasnya matahari, hatiku gusar karena mengalami perpaduan antara takut telat dan jengkel akan macet. Untuk merefresh itu semua biasanya aku membakar sebatang rokok sambil minum segelas kopi di kantin. Ya walaupun sudah telat aku tetap menyempatkan untuk itu semua.
Aku hubungi temanku untuk menanyakan kepadanya apakah aku masih bisa masuk klas, namu telponku tak diangkat olehnya, begitu juga sms ku tak dibalas olehnya. Aku bertanya kepada teman lain yang kebetulan lewat di kantin parkiran itu. dia pun menjawab bahwa dia dan temanku yang lain tidak masuk klas karena pada males. Jawaban ini membuatku patah arang, padahal sebelumnya aku berjibaku dengan waktu untuk ini semua dan akupun tidak jadi kuliah di siang itu.
Aku pun tetap releks seperti biasa, sambil menghisap rokok yang kupegang dan meneguk kopi yang sangat nikmat sambil ngobrol bareng kawanku. Kami ngobrol ngalor ngidul hingga dy berkata bahwa jam kuliah yang siang dosennya berhalangan hadir. Pernyataan ini membuatku terdiam, dan agak sedikit lemes sambil berpikir untuk apa aku jauh-jauh berangkat dari rumah menuju ciputat. Yah tapi tak apalah, aku masih menikmati hari itu dan ternyata ada kabar make up class untuk matkul hari selasa kemaren, aku pun tesenyum lebar karena merasa bahwa perjuanganku ke ciputat tidak sia-sia. Dan aku pun masuk mata kuliah tersebut dengan kawan-kawan yang lain, apa yang kuperbuat diklas itu? aku buat semua rusuh dan gaduh dengan bermacam-macam cakkan yang aku dan kawanku saling bersautan.
Selesai dari kampus seorang teman mengajakku ke tempat magang, katanya kita akan diajak menjadi konstributor di tempat itu. berita ini membuat kua sangat bahagia karena memang akau memimpikan untuk menjadi seorang jurnalis, ya tempatku magang memang bergerak dibidang jurnalis. Akhirnya dengan semangat yang menggebua aku dan dua orang temanku berangkat menuju tempat magangku. Untuk kedua kalinya aku menjadi seorang Valentino Rossi yang meliuk-liuk ditengah kemacetan, namun dalam perjalan menuju tempat magang itu aku merasakan kepuasan tersendiri, mungkin karena aku terlalu senang karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang jurnalis, ya mungkin karena itu.
Sesampai di tempat magang, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku, kami berniat untuk menemui pimred yang kebetulan juga adalah dosen ku di kampus. Tapi tak lama kemudian temanku mengabari bahwa kami telat datang dan orang yang seharusnya bertemu dengan kami telah dalam perjalanan pulang ke ciputat. Kami pun bingung ingin melakukan apa, mungkin karena kami merasa bersalah telah dateng terlambat. Walhasil kamipun disuruh yang bersangkutan untuk menemuinya di ciputat. Ini membuat pikiranku sangat jengkel, kenapa?. Karena aku harus kembali ke ciputat padahal jarak tempat magang ke rumahku hanya 5 menit sedang ke ciputat lagi memakan waktu sampai 45menit. Akhirnya aku putuskan untuk ikut keciputat lagi demi menjadi seorang jurnalis, sebuah impian yang memang sangat aku inginkan.
Akupun berangkat kembali keciputat dengan segudang harapan. Akhirnya untuk ketigakalinya aku menjadi seorang Valentino Rossi. Setelah memakan waktu hampir satu jam aku dan kawan-kawanku pun akhirnya tiba di ciputat, kami pun menunggu orang yang harusnya kami temui d tempat magang, setelah menghabiskan sebatang filter, akhirnya orang yang aku maksud datang juga. Tapi apa yang terjadi?? Dy datang dan berbicara dengan kami tanpa sempat mematikan motornya sambil berkata “besok kita ketemu aja ya di kantor jam 5”.
0 komentar:
Posting Komentar